ANTARAKITA.ID, BLORA – Nasib naas dialami Sunarti, seorang guru asal Dukuh Gesik Rt 4/Rw 1, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngawen, Blora, Jawa Tengah. Ibu anak 1 ini harus kehilangan janin yang dikandungnya (keguguran, red) akibat kelelahan menempuh perjalanan ke SD 1 Medalem setiap harinya. Harapannya, bisa tetap mengajar di dekat tempatnya tinggal.
Pujiyanto atau biasa dipanggil Tito, suami Sunarti mengaku, istrinya saat ini sudah jadi PPPK sejak 2021 lalu. Mengajar di SD 1 Medalem. Pakai sepeda motor. “Berangkat dari rumah pukul 05.30 karena harus absen tepat waktu. Pulangnya sampai rumah ya sekitar pukul 16.00,” terangnya.
Ia mengaku, sebagai seorang guru perempuan, perjuangan istrinya tak perlu diragukan lagi. Bahkan harus menempuh perjalanan 100 KM setiap hari untuk bisa mengajar anak-anak di SD 1 Medalem. Melewati Desa Sumberejo-Banjarejo-Klopoduwur-Randublatung-Mendenrejo-Medalem.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Bagiku sangat jauh. Apalagi istriku yang seorang perempuan. Kondisi Hamil. Kalau Dinas mau sebenarnya bisa digeser dekat rumah sini. Tapi apa daya, sampai sekarang permohonan kami belum direalisasikan. Hanya dijanjikan,” tambahnya.
Tito mengaku, kasihan melihat pujaan hatinya harus berjuang seberat itu. Apalagi saat musim penghujan. Pasti basah kuyub. “Bayangkan seorang perempuan, naik motor 100 KM setiap hari demi mengajar, mendidik anak bangsa. Sampai tidak memperhatikan kesehatannya sendiri dan keluarganya. Lebih mementingkan anak didiknya,” jelasnya.
Meski sudah kehilangan calon bayi ke-2, namun, Tito masih mempunyai harapan istrinya tetap bisa mengajar. Tidak kapok dan tetap semangat. Selain itu bisa sebera memiliki momongan kembali.
“Harapan saya tetap sama, istri saya dipindah ke dekat rumah. Sesuai zonasi tempat tinggal. Apalagi sudah lama mengajukan. Sekitar 3 bulanan,” tegasnya.
Tito mengaku, pasca keguguran kemarin, kondisi istrinya masih butuh istirahat. Pemulihan. Sebab baru pulang dari RS. Permata Selasa, (28/05/2024) siang. “Mohon doanya lekas sembuh dan bisa beraktifitas kembali. Mohon juga untuk pak bupati, Kepala Dinas Pendidikan, Kepala BKD, istri saya mengajarnya bisa di dekatkan dari rumah, tidak sejauh itu. Kasihan istriku,” pintanya. (sub)