Ruteng, Antarakita.id – Bank Kreditanstalt für Wiederaufbau [KfW] Jerman malalui tim independen Monkey Forest Consulting (MFC) bertemu dengan Tokoh Masyarakat (Tomas) dan Stakehokder Geothermal Poco Leok dalam rangka rekonsiliasi untuk maju bersama menentukan masa depan Poco Leok.
Dalam pertemuan rekonsiliasi yang berlangsung di Gendang Mesir, Poco Leok, ada 10 gendang dari total 14 gendang di Poco Leok hadir menemui perwakilan KfW yakni MFC. Selain menemui masyrakat yang pro dan kontra, MFC juga menemui Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) JPIC SVD.
Nestor Castro, tim independen MFC asal Philippines, kepada media menjelaskan pihaknya telah menemui berbagai pemangku kepentingan, baik yang mendukung maupun yang menentang terhadap proyek geothermal Poco Leok.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami mendengar cerita dari berbagai pemangku kepentingan, baik yang mendukung maupun menentang,” jelas Nestor Castro, Sabtu, (7/9/2024).
Sebagai lembaga yang dipercayai langsung pihak KfW bank Jerman ini, Nestor menegaskan, sebelum datang ke Flores khususnya pada lokasi rencana proyek pengembangan Geothermal Poco Leok, pihaknya telah mendalami berbagai informasi serta dokumen.
“Sebelum datang ke Flores, tentu saja kami telah melakukan beberapa tinjauan dokumen. Kami memiliki beberapa pemahaman awal tentang proyek ini dan kami datang ke sini untuk memvalidasi informasi ini,” terangnya.
Tentu saja, kata Nestor, dalam proses ini terdapat berbagai pandangan serta informasi, baik yang mendukung secara penuh terhadap proyek Geothermal ini maupun yang menolak.
Dalam menjalankan proses ini, lanjutnya berbagai kepentingan serta pandangan berbagai pihak pasti berbeda-beda. Karena setiap pemangku kepentingan akan memiliki kepentingannya masing-masing dan sebagai lembaga yang ditunjuk KFW kami memahami hal itu.
“Pada dasarnya, inilah yang kami lakukan, kami mendengarkan cerita dari berbagai pemangku kepentingan. Ada yang mendukung dan menentang, karena kami di sini bukan untuk berbagi pandangan tentang proyek ini,” jelas Nestor.
MFC Temui Warga Pro dan Kontra
Nestor menyebutkan pihaknya telah temui warga di Desa Mocok, merupakan warga yang kontra terhadap pembangunan proyek Geothermal. Dalam proses ini sebut Nestor, berbagai informasi telah didapatnya.
Setelah beberapa hari menemui warga Mocok, tim MFC pun menemui warga yang mendukung terhadap proyek strategis nasional ini di gendang Mesir.
“Jadi saya rasa kami sudah cukup mendengarkan kedua belah pihak, baik yang mendukung maupun yang menentang. Namun kami di sini bukan untuk menghitung berapa banyak yang mendukung dan berapa banyak yang menentang,” ujar Nestor.
Terkait berbagai hal yang diperdebatkan, sambung Nestor, pasti setiap kelompok memiliki argumentasi dasar memberikan dukungan terhadap pembangunan Geothermal maupun kelompok lain yang menolak terhadap pembangunan ini.
Dalam proses ini sebutnya, yang harus diperhatikan, “Apakah prosesnya cukup adil? Apakah prosesnya transparan? Berapa banyak pertemuan yang dilakukan? Apakah ada koordinasi atau tidak? Dan apa bukti persetujuan yang diberikan oleh masyarakat. Itulah yang menjadi kepentingan kami.”
Ia pun berharap, kedepannya polemik ini segera berangsur membaik, tidak mesti harus berkepanjangan dan segera berdamai antara satu dengan yang lain serta memiliki visi yang sama tentang masa depan Poco Leok.
Berbagai informasi ini lanjutnya, akan menjadi rekomendasi yang kemudian disampaikan kepada KFW, “Dan itu adalah hak prerogatif KFW apa yang harus dilakukan berdasarkan laporan kami”.
Tim MFC Menghadiri Konsultasi Publik
Hari kedua konsultasi publik persiapan pengadaan tanah proyek pengembangan PLTP Ulumbu unit 5-6 Poco Leok pada wellpad J dan akses road, tim MFC yang ditugaskan khusus bank KFW Jerman ini, menyaksikan langsung jalannya kegiatan sosialisasi yang dihadiri seluruh pemilik lahan baik akses road maupun wellpad.
Peneliti Alpha Research Database, Ferdy Hasiman, mengungkapkan pemanfaatkan energi panas bumi (Geothermal), telah menjadi salah satu sumber energi terbarukan yang semakin populer dan menjanjikan dalam rangka menghadapi tantangan perubahan iklim global.
Kepada ratusan warga yang terdampak langsung dengan proyek pengembangan Geothermal, Peneliti Ferdy Hasiman, mengatakan pemanfaatan energi baru terbarukan sebagai alternatif mengurangi ketergantungan terhadap energi minyak dan batu bara yang harganya terus melambung tinggi.
“Energi dari panas bumi harganya murah, beda jauh dengan batu bara dan minyak. Geothermal ini energi yang sangat ramah terhadap lingkungan,” terangnya di hadapan pemilik lahan proyek pengembangan Geothermal unit 5-6 Poco Leok.
Iapun mengajak kepada seluruh masyarakat yang menolak terhadap pembangunan proyek Geothermal, kegiatan ini sebagai momentum untuk saling berdiskusi dan bertukar informasi, “jangan hanya teriak kami tolak, berikan juga alasan dasar penolakan”.
Sebagai anak Manggarai, dirinya mengajak berbagai pihak untuk secara bersama-sama mendukung rencana pemerintah pusat melalui PT. PLN untuk pengembangan proyek Geothermal di wilayah Poco Leok.
Sementara tokoh masyarakat desa Wewo, Petrus Madaragat, menegaskan pihaknya sangat mendukung secara penuh pembangunan proyek Geothermal pada unit 5-6 Poco Leok.
Mantan Kepala desa ini juga menegaskan, masyarakat desa Wewo tidak pernah menolak pembangunan proyek geothermal, baik akses road maupun lahan untuk Wellpad.
“Kalau ada segelintir masyarakat desa Wewo yang menolak jangan dipikirkan dan jangan hiraukan itu,” tegasnya dihadapan ratusan pemilik lahan dan perwakilan KFW melalui tim independent MFC di Aula Paroki Ponggeok, pada kamis (5/9/2024).
Lebih lanjut terangnya, sepanjang pembangunan itu membawa kesejahteraan untuk masyarakat desa Wewo dan untuk kepentingan umum kami dengan senang hati menerima program itu.
Di akhir kegiatan konsultasi publik ini, seluruh pemilik lahan pada Wellpad J dan akses road bersepakat untuk mendukung proyek pengembangan geothermal unit 5-6 Poco Leok melalui tandatangan kesepakatan.
Penulis : Pablo
Editor : Pablo