Blora, Antarakita – Tujuh warga Desa Jurangjero, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora menjadi korban penusukan dan penyerangan oknum Warga Negara Asing (WNA) di PT. Kapur Rembang Indonesia (KRI) Rabu, 13 November 2024 malam. Akibatnya korban mengalami luka di bagian perut, kepala, paha, pelipis dan kaki. Para korban juga sempat dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis.
Tak terima dengan penusukan dan penyerangan oknum WNA tersebut, siangnya, dengan mengendarai truk, ratusan warga Blora menggruduk Polres Rembang untuk melaporkan terduga pelaku.
Kepala Desa Jurangjero, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, Suwoto mengatakan, Tujuh warganya yang mengalami luka tersebut adalah Kamit, Nova, Bogi, Agus, Juwair, Wanto dan Joko.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kronologi kejadian berawal, sekitar pukul 20.00 warga mendapati bau tak sedap yang diduga berasal dari Tambang Pengolahan Batu Kapur milik PT. KRI. selanjutnya warga mendatangi lokasi untuk mengklarifikasi hal tersebut. Selian itu meminta pihak PT agar mengecilkan blower.
“Pukul 21.00 rumah saya di dodok warga dan mengaku kalau sudah ditusuk pihak PT KRI,” ucapnya.
Tak pikir panjang, dirinya langsung membawa korban ke PKU dan melakukan Visum.
“Warga yang mengalami luka 7 orang. Divisum 2 orang sementara 5 lainnya tidak. Namun mengalami luka,” tambahnya.
Berdasarkan keterangan dari warga, kedatangan warga ke PT untuk klarifikasi agar pihak PT mengecilkan Blower yang membuat warga terganggu. Namun pihak PT tidak mau dan cekcok.
“Pihak PT akhirnya mengambil gunting dan menusuk warga Blora. Pelakunya merupakan warga asing di PT.KRI,” tegasnya.
Ia berharap persoalan ini tidak berlarut-larut. Segera terselesaikan. “Mudah-mudahan PT KRI mau mengakomodir permintaan warga. Sehingga warga juga nyaman Tidak terganggu bau belerang maupun asap dari PT KRI,” imbuhnya.
Menurutnya, warga sudah berulang kali protes. Namun tak ada hasil. Bahkan dulu sempat di tutup oleh pemerintah. “Kita juga kaget ini beroperasi kembali,” tambahnya.
Sementara itu, Wahid (27) warga setempat mengaku, peristiwa tersebut dipicu kekecewaan warga terhadap PT KRI yang tidak menggubris peringatan warga. Padahal warga sudah puluhan kali, melayangkan protes melalui pemerintah Desa Jurangjero, Kecamatan Bogorejo ke pihak PT KRI terkait polusi udara.
“Baunya itu menyengat. Warga sudah protes 10 kali lebih ke pihak PT. Tapi tidak digubris dan akhirnya warga mendatangi pabrik dan terjadi penganiayaan. Warga yang terluka bernama Kamid. Dia ditusuk gunting diperutnya. Ada lagi warga yang luka dibagian pelipis. Warga yang luka sempat dibawa ke RS PKU Blora,” ujar Wahid.
Keberadaan PT KRI, lanjut Wahid, sebelumnya pernah berhenti beroperasi karena pencemaran udara dan mengganggu lingkungan. Tapi ternyata sekitar seminggu yang lalu kembali beroperasi dan baunya sampai ke dukuh Kembang. Warga sempat mengajak pihak PT KRI ke desa untuk membuktikan bau tersebut. Namun ditolak sehingga terjadi keributan.
“Bahkan dinas terkait juga sudah turun tangan mengecek bau akibat polusi tersebut,” kata Wahid.
Sementara itu, dari pihak PT KRI belum mau memberikan keterangan secara resmi kepada awak media. Wartawan juga ditolak untuk masuk ke lokasi PT. KRI. (*)
Penulis : Tim
Editor : Pablo