ANTARAKITA.ID – Dunia Pendidikan Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kabupaten Blora semakin memprihatinkan. Berdasarkan data PPDB Online Tahun 2023 yang sudah di uploud, ada 2 SD Negeri yang tidak dapat murid. Selain itu, ada 50 SD Negeri hanya dapat 1-5 siswa. Rinciannya, Sekolah tidak dapat murid ada 2 SDN. Sekolah hanya dapat 1 Siswa ada 5 SDN. Selanjutnya sekolah mendapatkan 2 Siswa ada 3 SDN. Berikutnya, sekolah yang dapat 3 siswa ada 16 SDN. Sekolah yang dapat 4 siswa ada 11 SDN. Terakhir sekolah yang dapat 5 siswa ada 15 SDN.
Kepala Sekolah SDN 1 Gondang, Kecamatan Ngawen, Lasminto mengaku, secara online sekolahnya mendapatkan 1 siswa. Sementara secara offline dapat 5 siswa. “Jadi total ada 6 siswa. Untuk total siswa kelas 1 hingga 6 ada 40 siswa,“ terangnya.
Dia menambahkan, sekolahnya juga bukan sekolah Favorit. Berbeda dengan sekolah kota. “Untuk KMB tetap akan berjalan secara normal,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sementara itu, Kepala sekolah SDN 1 Gedebeg, Harsih mengaku, tahun ini sekolahnya mendapat 25 siswa. Namun belum di Uploud ke sistem PPDB. “Sudah ditutup. Menunggu pembukaan lagi. Dapat 25 siswa,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala SDN 1 Sumengko Kecamatan Randublatung, Agus, mengungkapkan, jika saat ini sekolah yang dipimpinnya hanya mendapatkan 3 siswa. “Iya, cuma dapat 3 siswa baru,” ucapnya saat dikonfirmasi Lingkar, Kamis (13/7).
Saat disinggung penyebab minimnya pendaftar, Agus menjelaskan, usia produktif di lingkungan sekolahnya rata-rata berada di luar kota. “Mereka yang usai menikah pasti urban ke kota, jadi di sini minim anak-anak,” jelasnya.
Dia menegaskan, bahwa memang kondisinya penduduknya jarang, sehingga minimnya pendaftar bukan karena sekolah. “Selain itu karena mungkin jalannya menuju kesini rusak parah,” pungkasnya.
Lasminto menambahkan, perolehan PPDB tahun ini ada kendala sedikit yang disebabkan di server online dan juga di pihak TK. Menurutnya, tenaga operator di TK itu terbatas. “Itu juga dipengaruhi program KB di desa yang berhasil. Sehingga kemarin waktu pendaftaran online hanya ada satu siswa, sampai terakhir batas akhir pendaftaran online 25 juni lalu itu masih tetap satu saja,” ungkapnya.
Dirinya menjelaskan, pihaknya sampai turun ke lapangan langsung untuk bisa menambah jumlah peserta PPDB atau calon siswa di sekolahnya itu. Menurutnya, di wilayah tersebut memang masih cocok dengan metode offline atau langsung. “Untung saja ada aturan dapodik yang memperbolehkan melalui offline. Dengan metode itu kami mendapatkan lima siswa,” terangnya. (*)