ANTARAKITA.ID – Dibawah jembatan penghubung Padangan-Cepu mulai dimanfaatkan warga menjajakan kuliner. Menjadi destinasi nongkrong kala sore di bantaran bengawan. Menikmati panorama aliran sungai dan kicau burung-burung walet yang beterbangan.
Saat menjelang sore, sekitar pukul 16.30 WIB, warga mulai berdatangan. Mereka duduk lesehan diantara besi-besi tua jembatan untuk kendaraan umum di sebelah kiri dan jembatan kereta api yang sudah tak difungsikan. Sayangnya dari pantauan wartawan di lokasi sampah-sampah masih belum terurus di bibir bengawan.
Widodo, salah satu warga Desa Balun Kecamatan Cepu mengaku sejak sebulan lalu sering datang di lokasi. Memanfaatkan waktu luang untuk nongkrong bersama teman-temannya. Menurutnya, lokasi tersebut dapat dikembangkan menjadi destinasi tongkrongan anak-anak muda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Suasananya kalau sore hari enak di pinggir sungai, ada burung-burung yang berkicau. Enaklah untuk nongkrong anak-anak muda,” terangnya.
Ia mengungkapkan, belum ada live musik untuk menyemarakan destinasi kuliner baru tersebut. Menurutnya, jika dikembangkan akan menarik lebih banyak minat warga untuk berkunjung. Sebelum adanya destinasi tersebut anak-anak muda nongkrong di angkringan barat jembatan.
“Ada satu angkringan di bawah jembatan, tapi lokasinya dibalik tanggul. Kalau di sini langsung bisa melihat sungai,” katanya.
Kahar, seorang pedagang yang memulai usahanya mengaku memanfaatkan lahan yang sebelumnya tak disinggahi banyak orang tersebut untuk menjajakan kuliner. Dirinya memulai usahanya usai lebaran tahun ini. Panorama alam di sekitar bengawan menjadi inspirasi berjualan. “Buka saat sore hari, kalau saya menjual mie dan aneka minuman,” ujarnya.
Kahar menyewa tanah tersebut, karena berada di bantaran yang di kelola balai besar wilayah sungai (BBWS) Bengawan Solo. Ia juga memasang lampu dop kuning sebagai penerang saat malam sekaligus sebagai penghias destinasi kulinernya. (*)
Penulis : redaksi
Editor : redaksi